Ayam Transgenik Alami Bertelur Biru


Siapa bilang makhluk transgenik adalah buatan manusia yang tidak alami? Banyak penelitian yang mengindikasikan bahwa proses tukar menukar DNA dengan organisme lain tanpa melalui proses perkawinan ternyata sering terjadi di alam. Selain bakteri yang sering bertukar DNA plasmid dengan bakteri dari spesies lain sehingga bisa tahan terhadap obat antibiotik, peristiwa yang sama ternyata juga dapat ditemui pada hewan dan tumbuhan. Zhepeng Wang dan timnya yang meneliti beberapa ayam unik yang memiliki telur bercangkang biru menemukan bahwa ternyata warna cangkang yang aneh ini disebabkan oleh DNA virus dalam genom ayam tersebut. Dengan kata lain, ayam-ayam tersebut dapat digolongkan sebagai ayam transgenik yang terbentuk secara alami.
telur_biru
Ayam biasanya menghasilkan telur yang kulit cangkangnya berwarna putih atau coklat. Tetapi beberapa jenis ayam seperti ayam Araucana dari Chili dan ayam Dongxiang dari China memiliki cangkang telur yang berwarna biru, seperti yang lazim ditemukan pada telur bebek.
Penyebab warna biru pada cangkang ini berhasil dipetakan di kromosom 1 ayam, dan dikode oleh sebuah gen yang dinamakan SLCO1B3. Gen ini mengkode protein membran yang membantu penyerapan molekul-molekul organik ke dalam sel. Pewarna biru yang terserap ketika gen ini aktif adalah biliverdin, yang merupakan salah satu komponen cairan empedu yang berwarna biru kehijauan. Gen ini tidak aktif dalam rahim ayam normal yang telurnya putih atau coklat.
araucana
Ayam Araucana
Gen ini menjadi aktif di rahim ayam Araucana dan Dongxiang karena genom kedua ayam tersebut tersisipi DNA virus dari jenis retrovirus. Retrovirus adalah jenis virus yang menyisipkan kode DNA-nya ke dalam sel inangnya, sehingga sel inang akan terus menerus memproduksi partikel-partikel virus baru. Pada kedua ayam tadi, DNA yang berasal dari virus ini masuk di sekitar promoter gen SLCO1B3 dan mempengaruhi aktifitas promoter gen tersebut. Promoter gen adalah bagian DNA yang memicu ekspresi gen dan masuknya DNA virus tersebut mengakibatkan gen SLCO1B3 menjadi aktif di organ rahim pada saat telur diproduksi dan mengubah warna kulit cangkang telur yang dihasilkan.
Infeksi retrovirus yang mengubah DNA genom suatu individu biasanya tidak diturunkan ke generasi selanjutnya. Sebagai contoh, seorang ayah yang terinfeksi HIV alias virus AIDS yang juga termasuk golongan retrovirus bisa saja memiliki anak yang sehat dan bebas dari virus HIV. Hal ini karena perubahan DNA yang disebabkan oleh retrovirus tidak terjadi di sel untuk reproduksi. DNA virus bisa diwariskan turun temurun hingga ke anak cucu jika infeksi virus terjadi di sel reproduksi, yaitu sel sperma dan sel telur. Konon DNA manusia juga tersisipi DNA virus hingga 8% dari total DNA yang ada di genom manusia, akibat infeksi yang terjadi dari jaman nenek moyang kita. Sel kita biasanya memiliki mekanisme untuk mematikan aktifitas DNA asing ini sehingga tidak memiliki efek negatif bagi tubuh kita. Tapi dalam beberapa kasus DNA ini bisa teraktivasi atau berpindah tempat sehingga memunculkan sifat yang tidak lazim, seperti halnya telur bercangkang biru pada ayam-ayam ini.
Referensi:
Wang Z, Qu L, Yao J, Yang X, Li G, et al. (2013) An EAV-HP Insertion in 5′ Flanking Region of SLCO1B3 Causes Blue Eggshell in the Chicken. PLoS Genet 9(1): e1003183. doi:10.1371/journal.pgen.1003183

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa Jepang Gaul di Internet

Jikoshoukai perkenalan diri (Bahasa Jepang)

♣Aisatsu♣ (Ucapan Slam dalam Bahasa Jepang)