Asal-Usul si putiH hitam yang berbalut ungu.
“sebelum kalian menerima hasil belajar kalian masing-masing, ibu akan mengumumkan juara 1, 2, dan 3 dikelas ini” hatiku berdegeup kencang saat sang wali kelasku mengatakan hal itu dan perlahan ia menrik secarik kertas yang siap ia baca dengan kaca mata berwarna merah jambu miliknya. ”juara tiga pada bulan ini jatuh kepada…………..mulyani safitri dengan rata-rata 81.43” suara tepukan tangan mengiringi senyuman yang terpancar diwajah fitri temanku yang pemalu, “juara keduanya adalaah………zazkia pertiwi dengan rata-rata 83.22” tepukan tangan terus berlanjut, tetapi disitulah aku menyasal karena lagi-lagi bulan ini ku tak mendapat juara, dan hanya satu juara lagi yang akan diumumkan dan aku sangat tidak yakin ada harapan untukku menjadi juara itu. Diiringi gaduhnya suara hatiku dan sunyinya kelas setalah riuahan tepuk tangn, ibu guru mulai berkata “dan juaraa pertama kali ini adalah…………..putri ananda dengan rata-rata 84.14” suara tepukan tangan bergemuruh semakin keras, ‘apa Putri Ananda ya itu namaku,,aku juara?? Apa benar?? Ya allah alhamdulillah’. Senyum ku mulai bangkit seriing hatiku bersyukur.
Belum sampai keluar gerbang sekolah untuk beranjak pulang,beberapa teman yang mendengar keberhasilanku menghaturkan selamat untukku, ‘ya alaah apa pantas ku mendapat ucapan ini,,,subhanallah betapa baiknya engkau yang memberi nikmat tanpa hamba duga-duga, alhamduliilah’ berbekal senyuman dan suara hatiku yang terus bersyukur aku ucapkan pula terima kasih atas ucapan mereka.
Sesampai dirumah ayah dan ibu telah menungguku seperti mereka tau kalau aku ingin mengatakan sesuatu yang tentunya juga akan membuat mereka tersenyum. “ayah, ibu kali ini aku juara!!!!” seruku kepada mereka berdua, sembari tersenyum ibuku menjawab “Alhamdulillah, juara satu kah atau????” “Alhamdulillah satu bu”jawabku, ayah juga ikut tersenyum bahagia dan berkata “itu bagus,,pertahankanlah! Tapi hari ini kau ikut ayah dan ibu” “kemana yah??”tanyaku, “ada dehhh…”jawab ibu dengan tertawa ringan.
Diperjalan ayah dan ibu tersenyum dan tertawa-tawa melihat wajahku yang penuh kebingungan. ‘huuh.. ada apa sih dengan ayah dan ibu ku kenapa aku ditertawakan sedari tadi???’ hatiku terus bertanya-tanya. “kita samapai!!” seru ayah, “kita mau ngapain yah” tanyaku lagi, “ayah dan ibu mau memberi hadiah atas keberhasilanmu” jawab ayah. ‘apa hadiah??????? Baru kali ini ayah mau memberi hadiah atas keberhasilanku dibidang akademik, apa aku tak salah dengar’. Sambil menepuk pundakku ayahpun berkata “Ayo lah nak,,,kau pilih yang kau suka”, “tapi yah???”jawabku..”tapi apa??lakukanlah nak itu pinta ayahmu”.
“Mau yang orange-hitam atau putih-hitam dek???” Tanya seorang mbak-mbak penjaga toko padaku. Kuperhatikan satu persatu, kulihat jelas-jelas, ku coba mememgang beberapa diantaranya. Dan akhirnya setalah pengamatan singkatku, mataku tertuju dan hati ku tergetar pada suatu benda disudut etalase itu, ya ku pilih yang itu si putih-hitam. “yang putih hitam aja mbak”jawabku.
Sebelum beranjak pulang akupun berniat mencari baju buat si putih-hitam, setalah beberapa pilihan ditawarkan akhirnya seragam ungu ku pastikan akan menemani si putih-hitam. ‘sekarang baru lengkap sudah, siputih-hitam dengan balutan baju berwarna ungu, warna kesukaanku’.
Sihitam-putih yang dibalut baju ungu telah berada digenggamanku alat komunikasi yang juga banyak memiliki kegunaan lain itu, akan menjadi sahabatku dihari-hari yang akan ku jalani. Ku sangat bersyukur kepa ALLA.SWT dan berterima kasih pada ayah dan ibu untuk ini, apalagi ini adalah hasil belajar ku ‘alhamdulillah’
By : Rif'ah Ananda
Komentar
Posting Komentar