Celotehan sore! ;)
Mentari sore menyapaku dengan penuh senyuman kali ini, ku lihat jingga nya se-akan berkata kepadaku agar terus semangat dan semangat. Walau dengan tubuh yang lelah kusyukuri hari ini dengan terus berjalan dan berjalan, aku tak boleh mengeluh dan harus senantiasa menyemangati diri sendiri, ya siapa lagi yang memotivasi ku, hmmm:) sedikit senyum ku persembahkan kepada sang mentari, mungkin bisa dikatakan itu imblan atas motivasi sore yang kudapatkan.
Namaun di tengah perjalananku, ada sedikit yang aneh dan mengganggu fikiran dan sanubariku, ya bapak itu. Dengan wajah nya yang kusam dan bajunya yang sedikit kumal, ia tetap tersenyum menarik gerobaknya.
Gekrobak sampah kawan, ya Allah betapa adilnya Engkau, walau dengan keadaan yang begitu ia tetap tersenyum mendakan seseorang yang kaya hati, semoga beliau tetap bahagia apapun keadaannya. Sedikit gumamku dalam hati,
***
"Tiiiiiiiiiit.......tiiiiiit, tiiiiiiiiit" tiba-tiba terdengar suara gaduh yang memecah kegumaanku tentang bapak tadi, "astagfirullah, bapaknya keserempet!" dengan panik aku terus berucap, sembari berfikir harus berbuat apa. Dalam keadaan bingung kuperhatikan bapak tua yang murah senyum itu, berusaha berdiri. Masih dalam keadaan bingung aku yang ingin membantunya malah melihat sebuah keadaan yang begitu ironi,
"Bapak punya mata gak sih?" bentak pemuda yang suara keras mobilnya tadimemecah lamunanku.
"Ma'afkan bapak nak, ma'af" jawab sang bapak sembari memberishkan bajunya yang terkena tumpahan sampah.
"Makanya kalau jalan lihat-lihat dong, seenaknya aja. Dasar udah tua, bau lagi!" kali ini bentakannya semakin keras sembari masuk kemobil, dan berlalu dengan kecepatan tinggi. Astaghfirullah celotehku dalam hati, ku dekati bapak itu, melihat keadaanya, dan menanyakan adakah ia kekurangan satu apapun, Dasar orang kaya sombong!! mulutku terus menggerutu, mengingat kejadian yang baru saja kulihat, tetapi yang membuatku terharu sore itu adalah jawaban sang bapak perihal gerutu ku yang tak jelas, "Sudahlah nak, kita do'akan saja dia akan lebih baik kedapannya, kita do'akan agar dia selalu di lindungi Allah ya" dengan senyum bapak itu mengurai kata-kata bijak dari bibir pucatnya. Sontak mendengar itu mataku langsung berubah bak kaca yang siap menumpahkan segenap air mata yang ada. Hal itu jualah yang membuatku terus berusaha untuk bersabar diri, bersyukur kepadanya seraya terus bersemangat sebagaimana senyum bapak tua yang senyumnya secerah dan sehangat cerahnya mentari :)
By : Rif'ah Ananda
Namaun di tengah perjalananku, ada sedikit yang aneh dan mengganggu fikiran dan sanubariku, ya bapak itu. Dengan wajah nya yang kusam dan bajunya yang sedikit kumal, ia tetap tersenyum menarik gerobaknya.
Gekrobak sampah kawan, ya Allah betapa adilnya Engkau, walau dengan keadaan yang begitu ia tetap tersenyum mendakan seseorang yang kaya hati, semoga beliau tetap bahagia apapun keadaannya. Sedikit gumamku dalam hati,
***
"Tiiiiiiiiiit.......tiiiiiit, tiiiiiiiiit" tiba-tiba terdengar suara gaduh yang memecah kegumaanku tentang bapak tadi, "astagfirullah, bapaknya keserempet!" dengan panik aku terus berucap, sembari berfikir harus berbuat apa. Dalam keadaan bingung kuperhatikan bapak tua yang murah senyum itu, berusaha berdiri. Masih dalam keadaan bingung aku yang ingin membantunya malah melihat sebuah keadaan yang begitu ironi,
"Bapak punya mata gak sih?" bentak pemuda yang suara keras mobilnya tadimemecah lamunanku.
"Ma'afkan bapak nak, ma'af" jawab sang bapak sembari memberishkan bajunya yang terkena tumpahan sampah.
"Makanya kalau jalan lihat-lihat dong, seenaknya aja. Dasar udah tua, bau lagi!" kali ini bentakannya semakin keras sembari masuk kemobil, dan berlalu dengan kecepatan tinggi. Astaghfirullah celotehku dalam hati, ku dekati bapak itu, melihat keadaanya, dan menanyakan adakah ia kekurangan satu apapun, Dasar orang kaya sombong!! mulutku terus menggerutu, mengingat kejadian yang baru saja kulihat, tetapi yang membuatku terharu sore itu adalah jawaban sang bapak perihal gerutu ku yang tak jelas, "Sudahlah nak, kita do'akan saja dia akan lebih baik kedapannya, kita do'akan agar dia selalu di lindungi Allah ya" dengan senyum bapak itu mengurai kata-kata bijak dari bibir pucatnya. Sontak mendengar itu mataku langsung berubah bak kaca yang siap menumpahkan segenap air mata yang ada. Hal itu jualah yang membuatku terus berusaha untuk bersabar diri, bersyukur kepadanya seraya terus bersemangat sebagaimana senyum bapak tua yang senyumnya secerah dan sehangat cerahnya mentari :)
By : Rif'ah Ananda
Komentar
Posting Komentar